Walaupun adenium merupakan
tanaman yang dapat bertahan dalam kondisi extreme tapi itu tidak membuat
adenium bebas dari hama dan penyakit yang menyerangnya. Umumnya serangan hama terjadi pada kondisi
lingkungan yang tidak mendukung, seperti kurangnya intensitas cahaya atau
lingkungan yang cendrung lembab.
A. Hama
Hama
yang menyerang di semua tahap pertumbuhan adenium. Beberapa diantaranya
menyerang sejak larva sampai dewasa. Hama bisa menyerang seluruh bagian
tanaman: akar, coudex, daun, pucuk, bunga. Akibat serangan, jelas adenium tidak
tampil prima. Bahkan kalau dibiarkan, lama kelamaan akan mati.
1.
Ulat Lepidoptera
Karakter dari hama ini
·
Menyukai daun muda
·
Larva berukuran panjang 9 mm, cepat bereaksi/bergerak bila
disentuh
·
Telur yang belum menetas diletakan di bagian bawah daun. Telur
dan pupa sulit diberantas karena dibungkus oleh khitin
·
Memakan helai daun mulai dari ujung, jika tidak segera
dikendalikan maka tanaman akan merana
Pengendalian
- Jika
serangan masih sedikit 2-5 ulat, ambil dan segera musnahkan. Gunakan
larvisida yang bisa mematikan ulat, misal Curacron dan Dimekro. Ovisida
bisa membunuh telur
- Apabila
serangan mengganas, semprotkan insektisida kontak berbahan aktif traizofos,
deltametrin, ecabakmetin seperti hostathion 200 ec, decis 2,5, dan agrimec
18 EC
2. Kepik(stink bugs)
Karakter hama
- Nimfa
dan imagonya merusak polong dan biji dengan cara menusuk kulit polong dan
biji, kemudian mengisap cairan di dalam
- Kerusakan
yang ditumbulkan tergantung frekuensi tusukan dan umur biji atau polong
yang terserang
- Biasanya
diikuti oleh serangan jamur yang masuk ketika serangga mengisap cairan
biji
Gejala - Serangan
pada polong muda menyebabkan biji kempis, dan gugur
- Serangan
pada fase pengisian polong menyebabkan biji menghitam dan busuk
- Pada
polong tua ditandai dengan bintik-bintik hitam pada biji atau kulit biji
menjadi keriput.
Pengendalian
- Jika
jumlahnya masih sedikit, cukup ditangkap dan langsung dimusnahkan.
- Pengendalian
kimiawi dengan menggunakan insektisida berbahan aktif
endusulfan, deltamerin seperti insektisida thoidan 20 wp dan decis 2,5
3. Tungau (Spider mites, tetranychus cinnacinaborinus)
Karakter hama
- Tungau
berukuran kecil berwarna merah atau kuning muda.
- Musuh
terbesar tanaman adenium
- Membuat
sarang seperti jaring laba-laba di bagian bawah dan ketiak daun. Terutama
adenium yang memiliki jenis daun yang berbulu
- Cepat
berkembang pada tanaman yang diletakan di tempat teduh, lembab, dan kurang
sirkulasi udaratungau berukuran kecil berwarna merah atau kuning muda.
- Musuh
terbesar tanaman adenium
- Membuat
sarang seperti jaring laba-laba di bagian bawah dan ketiak daun. Terutama
adenium yang memiliki jenis daun yang berbulu
- Cepat
berkembang pada tanaman yang diletakan di tempat teduh, lembap, dan kurang
sirkulasi udara
Gejala
- Muncul
titik nopda berwarna merah kecoklatan di permukaan daun. Daun pucat dan
layu, mengerut, lama- kelamaan rontok satu persatu
- Kuncup
bunga rontok
- Lebih
banyak menyerang saat pergantian musim
Pengendalian
- Pengendalian
mekanis: letakan adenium di tempat yang terkena sinar matahari penuh. Jika
sudah terlanjur terkena, cepat isolasi dan jauhkan dari tanaman sehat
- Pengendalian
kimiawi: gunakan akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, atau
tetradifon seperti omite 570EC, kalthane 200 EC, dan tedion 75 EC. Setelah
disemprot tanaman akan menggugurkan daunnya. Daun yang baru akan segera
tumbuh menggantikan
4. Thirps
Karakter
- Berukuran
kecil, seperti kutu berwarna hitam dan lincah bergerak
- Hama
akan mengisap cairan tanaman
- Larva
bersarang pada kuncup bunga dan daun
- Pupa
berkembang pada tanah lembab dan berlumut
- Termasuk
vector penyebaran virus
Gejala
- Kuncup bunga membengkok lalu gugur.
- Jika sampai mekar bentuk bunga menjadi tidak normal
- Gugur
daun
Pengendalian
- Jika
mendapati kuncup bunga yang tumbuh tidak normal segera petik dan musnahkan (dibakar
atau dikubur). Di dalam kuncup bunga sering terdapat larva thrips yang
bisa berkembang jika tidak segera dimusnakan
- Pengendalian
kimiawi: dengan menggunakan inteksida berbahan aktif abamektin,
methiokarb, imidaklorpid, diafentiuron seperti agrimex, mexurol, confidor,
dan Pegasus. Dosis yang digunakan cukup 1 ml/liter air untuk insektisida
berbentuk cair dan 1 gr/liter air untuk insektisida berbentuk serbuk.
5. Fungus Gnats
Karakter hama
- Lalat
kecil dipetra 2 sayap
- Larva
berukuran kecil, berwarna bening dan berkepala hitam.saat dewasa seperti
nyamuk berwarna hitam.
- Banyak
menyerang kuncup bunga
- Hama
berkembang biak di tempat lembab (di bawah pot tanaman) atau di media tanam
Gejala
- Muncul
Bercak coklat dikuncup bunga. Bunga gagal mekar dan mengering. Jika
serangganya ringan bunga tetap bisa mekar, tetapi bentuknya menjadi
abnormal
Pengendalian
- Hampir
mirip dengan thrips, jika menjumpai kuncup bunga membengkok atau tidak
normakl segera musnahkan (dikubur atau dibakar)
- Pengendalian
kimia: dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dianizon seperti
tiagard 75 WP. Dosis pemakaian 1 ml/liter air. Selain pada tanaman,
penyemprotan juga dilakukan dipermukaan media tanam, di bawah pot atau rak
tanaman, atau tempat lembap di sekitar tanaman
6. Kutu putih(Mealy bug)
Karakter hama
- Hama
mudah terlihat , berbentuk seperti kutu putih dengan serbuk tepung
ditubuhnya.
- Tubuh
dilapisi lilin yang tampak seperti kapas
- Muncul
dan berkembang pesat saat kondisi lingkungan dan tanaman lembab, atau pada saat pergantian musim.
- Mengeluarkan cairan mansi seperti madu yang mengundang kehadiran embun jelaga,. Permukaan daun seperti tertutup jelaga hitam. Embun jelaga ini menghlangi proses fotosintesis daun
Gejala
- Hama
menyerang pucuk tanaman, ketiak daun, bunga, dan batang tanaman
- Pertumbuhan
tanaman terhambat
- Terdapat
bintik-bintik hitam disekitar permukaan daun
Pengendalian
- Hama
ini menyukai tempat yang lembap, karena itu jika ditemui gejala segera beri jarak antara tanaman yang tersusun rapat agar sinar matahari bisa masuk.
- Secara
kimiawi dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif diafentiuron, dan
klopirifos seperti Pegasus dan Dursban
7. Cacing
tanah
Jenis
hama tanaman Adenium yang ketiga adalah cacing tanah yang merupakan jenis
Nematoda, cacing tanah biasanya akan merusak akar tanaman, sehingga menyebabkan
adenium tidak bisa sempurna dalam menyerap makanan karena akarnya rusak.
Untuk menanggulangi serangan itu, tersedia 2 jenis insektisida:
- Insektisida kontak,efektif jika hama langsung terkena semprotan. Ini berarti penyemprotan harus dilaksanakan bersamaan dengan kehadiran pathogen itu agar bisa mengenainya. Ini kerap kali menjadi masalah karena saat penyemprotan hama itu berada di tempat lain. Setelah pengaruh penyemprotan hilang, ia akan dating kembali. Untuk mengatasi hama lincah; itu bisa disemprotkan insektisida sistemik.
- Insektisida
sistemik adalah pestisida yang bahannya langsung masuk ke jaringan
tanaman. Hama yang menggigit bagian tanaman atau menyerap cairan akan
teracuni. Insektisida ini juga digunakan untuk mengatasi hama yang
terlindung. Misalnya hama yang masuk ke dalam jaringan tanaman, atau
sela-sela umbi, misal ulat penggirik batang. Selain itu, ia juga
digunakan untuk memberantas hama yang mempunyai pelindung, misal lapisan
lilin, bulu-bulu halus, atau kerapas. Residu insektisida itu masih tetap
di sana selama beberapa hari dan akan segera terurai dalam beberapa hari
berikutnya. Jika dalam selang waktu itu ada hama yanag menggigit, mengisap
atau menggirik salah satu bagian tanaman, ia akan mati keracunan atau
karena lambungnya rusak oleh pestisida.
B. Penyakit
Pada
musim hujan penyakit adalah musuh utama adenium. Mengapa?? saat itu lingkungan
amat lembab, kondisi yang disukai penyakit untuk berkembang biak.Contohnya
phomopsis. Penyakit yang disebabkan oleh jamur itu,mampu membuat tanaman jadi
gundul. Ada 3 golongan besar penyakit. Yakni yang menyebabkan layu, busuk, dan
bercak. Biang keroknya adalah cendawan, bakteri dan virus. Berikut penyakit
yang menyerang Andenium:
1. Phomopsis
1. Phomopsis
Karakter
- Disebabakan
oleh organisme jamur.
- Menyerang
permukaan daun yang cekung
Gejala
- Muncul
bintik-bintik coklat di permukaan daun. Semakin lama bintik semakin
melebar dann daun menguning, dan akhirnya rontok.
Pengendalian
- Musnahkan
segera daun yang sudah terkena gejala
Hindari penyiraman langsung pada tanaman. Jika ingin menyiram langsung pada daun, lakukan pada pagi hari saat sinar matahari penuh sehingga permukaan daun segera mengering. - Jaga
kebersihan lingkungan terutama pada musim hujan. Segera singkirkan daun
dan bunga yang sudah rontok, jangan biarkan menumpuk dan melapuk disekitar
tanaman.
- Pengendalian
kimiawi gunakan:fungsida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil, dann
kaptan seperti Manzate danconil, dan ortohicide dosis 1gr/liter air
2. Busuk Pangkal batang (caudex rot)
Karakter
- Disebabkan
oleh bakteri erwina sp
- Pada
awal serangan batang akan berwarna kekuningan, lama kelamaan menjadi coklat
tua dan busuk.
Gejala
- Batang
berubah warna menjadi coklat atau hitam dan mengeluarkan bau tak sedap
Pengendalian
- Pengendalian
mekanis: Jika bagian tanaman yang terkena masih terbatas dan bisa diatasi
denagn mencabut tanaman dan memotong bagian yang terkena. Lebihkan 5-10 cm
di atas area yang busuk. Untuk mengatasi penyakit itu dengan
menyemprotkan biosentri dengan dosis anjuran. Lakukan 2-3 hari
masing-masing sekali. Bisa pula dikombinasi dengan fungsida untuk mencegah
perkembangan jamur. Setelah itu tanaman di gantung dan diangin-anginkan
selama 2 minggu – 1 bulan
3. Busuk Akar
Karakter
- Disebabkan
oleh nematode
- Media
yang terlalu lama lembab
Gejala
- Gejala
hamper mirip dengan busuk pangkal batang oleh bakteri. Sepintas batang
terlihat sehat, tapi jika dipegang terasa lunak. Kulit batang mengeriput
karena jaringan tanaman diserang. Nematode pertama kali menyerang bagian
akar.
- Lama
kelaman daun akan menguning dan gugur.
- Pangkal
Batang menjadi lembek dan mengandung air.
Pengendalian
- Gunakan
insektisida atau nematisida berbentuk butiran seperti furudan 3G untuk
pencegahan.
- Jika
akar sudah terlanjur terserang, buanglah semua akar serabut dan bagian
yang membusuk. Rendam akar hingga pangkal akar selama ½ jam di larutan
nematisida. Lalu angkat dan dioleskan fungisida, serta angin-anginkan
dengan cara digantung. Satu hingga dua minggu kemudian, atau setelah
kering, tanam di media baru.
4. Rebah Bibit
(Seedling damp off)
Karakter
- Disebabkan
oleh cendawan Rhizotonia sp
- Cendawan
menyerang bibit yang baru pindah tanam dari persemaian.
- Pathogen
menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi
- Patagon
dapat hidup dan bertahan lama di dalam tanah.
Gejala
- Serangan
pada Pangkal batang Adenium yang baru berkecambah sehingga menyebakan
tanaman rebah
- Selain
disebabkamn oleh cendawan, rebah bibit juga bisa terjadim akibat ketidak
hati-hatian saat pemindahan bibit. Untuk mencegahnya tempatkan bibit
secara tunggal dalam pot berukuran agar besar sehingga pemindahan bisa
dilakukan saat bibit sudah kuat.
Pengendalian
- Bibit
sakit sebaiknya segera dibuang dan dibakar agar tidak menjadi sumber
inokulum.
- Jika
belum parah, kumpulkan semua tanaman sakit lalu semprotkan fungsida
dengan frekuensi 1-2 minggu sekali
5. Fusarium (layu pucuk)
Karakter
- Disebabkan
oleh cendawan
- Menyerang
pucuk tanaman
- Penyebaran
berlangsung sangat cepat
Gejala
- Pucuk
tanaman membusuk tetapi tidak berbau jika dicium
Pengendalian
- Pengendalian
mekanis: karena sifat penyebarannya yang sangat cepat dianjurkan untuk
memangkas bagian yang terkena. Oleskan fungisida pada luka potongan.
- Pengendalian
kimia: dengan aplikasi fungsida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil dan
kaptan seperti manzate, deconil, dan orthocide.
C. Serangan Virus
Karakter
- Serangan
virus menyebabkan perubahan bentuk, warna, dan ukuran tanaman. Sekali
terserang virus tanaman akan selamanya sakit. Tidak ada obat yang bisa
mengendalikan virus. Pengobatan inin hanya bersifat pencegahan agar tidak
menular ke tanaman lain.
- Penularan
virus bisa melalui vector serangga, cendawan, benih, atau bahan pembiakan
vegetatif
Gejala
- Daun
menunjukan bentuk (mengeriting, kerdil dan rontok) dan warna (daun
bergaris kuning serta muncul bersak-cak bulat berwarna hitam di bawah
permukaan daun).
JIka virus sudah
menjalar ke bagian bunga, maka akan tampak bercak-cak berwarna di sepal dan petal bunga, warna memudar, ukuran mengecil, dan mudah rontok.
Pengendalian
- Jaga
kebrsihan lingkungan, termasuk pekerja dan alat alat berkebun.
Virus bisa menyebar melalui alat bekas memangkas tanaman sakit. - Kendalikan
hewan vector, seperti kutu daun dengan inteksida.
- Semprot
tanaman dengan pestisida dengan bahan aktif berbeda secara
berseling-seling. Tujuannya untuk mencegah hama menjadi kebal.
Penyemprotan dilakukan dengan nosel yang benar. Pakai nosel dengan daya
pancar kerucut. Ini bisa dilakukan denagn memutar nosel di ujung sprayer
kea rah kiri. Dengan bentuk kerucut itu, larutan pestisida menyebar dalam
bentuk butiran sangat halus dan bisa masuk ke sela-sela daun tanaman
sampai ke cela-cela dinding. Butiran halus itu jauh lebih efektif di
bandingka butiran besar, yang ditandai dengan terlalu basanya daun. Daun
tidak perlu basah kuyup oleh pestisida. Penelitian membuktikan, 70
butiran/cm sudah sangat efektif melakukan ataupun merusak. Penyemprotan
dilakukan kedaun dan bunga.
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan disempurnakan rangkuman ini